Pastikan Komponen Motor Ini Tetap Prima saat Musim Hujan Tiba

Komponen Motor Musim Hujan

Categories :

Gousbuz.com – (9 November 2025) — Musim hujan kembali melanda sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabodetabek. Hujan sering kali jadi tantangan tersendiri bagi para pengendara motor. Jalanan yang licin dan genangan air membuat risiko berkendara meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan komponen motor musim hujan dalam kondisi prima. Sebelum Anda memutuskan untuk turun ke jalan, pengecekan ini wajib Anda lakukan agar tetap aman dan nyaman selama perjalanan.

Faktanya, dengan memastikan setiap komponen motor musim hujan bekerja dengan baik, Anda telah melakukan langkah preventif yang krusial. Pasalnya, banyak masalah berkendara di musim hujan terjadi bukan hanya karena faktor eksternal. Seringkali, kegagalan komponen internal yang tidak terawat menjadi penyebab utamanya. Berikut adalah komponen-komponen vital pada motor yang wajib Anda cek sebelum berkendara saat hujan.

1. Ban: Fondasi Utama di Aspal Basah

Komponen pertama dan paling krusial adalah ban. Musim hujan kerap kali membuat jalanan menjadi sangat licin. Untuk itu, Anda wajib memastikan ban dalam kondisi sempurna sebelum berkendara. “Kondisi baik” di sini tidak hanya berarti ban tidak aus. Ban juga harus masih punya alur atau kembangan yang cukup tebal.

Alur ban ini berfungsi sebagai jalur evakuasi air. Saat ban berputar di jalan basah, alur inilah yang memecah dan membuang air ke samping. Hal ini menjaga telapak ban tetap menapak sempurna di aspal. Jika ban sudah aus atau gundul (menyentuh batas Tread Wear Indicator atau TWI), ban akan kehilangan kemampuan membuang air. Akibatnya, motor bisa mengalami aquaplaning. Ini adalah kondisi di mana ban “mengambang” di atas lapisan air dan kehilangan traksi total, yang hampir pasti berujung pada kecelakaan.

2. Kampas Rem: Penjaga Jarak Aman

Komponen selanjutnya yang harus Anda cek adalah kampas rem. Saat hujan, jarak pengereman yang aman akan menjadi lebih jauh dari biasanya. Hal ini karena air hujan bertindak sebagai pelumas tipis antara kampas rem dan piringan cakram (atau tromol). Akibatnya, rem membutuhkan waktu sepersekian detik lebih lama untuk “menggigit” secara optimal.

Untuk itu, Anda harus memastikan kampas rem motor masih tebal dan sangat layak pakai. Kampas rem yang sudah tipis akan kehilangan daya cengkeramnya secara drastis di jalanan basah. Anda akan merasa rem “blong” atau “ngelos” sesaat sebelum motor benar-benar berhenti. Jangan pernah mengambil risiko dengan kampas rem yang tipis di musim hujan.

3. Minyak Rem: Komponen Vital yang Sensitif Air

Agar pengereman dapat maksimal, Anda juga harus memastikan minyak rem masih cukup dan dalam kondisi prima. Banyak pengendara tidak sadar bahwa minyak rem memiliki sifat higroskopis. Artinya, minyak rem sangat mudah menyerap kelembapan atau uap air dari udara. Di musim hujan yang tingkat kelembapannya tinggi, risiko air masuk ke sistem rem (misalnya melalui seal yang getas) menjadi lebih besar.

Air yang terkontaminasi di dalam minyak rem akan menurunkan titik didihnya secara drastis. Saat Anda mengerem keras, panas dari gesekan akan membuat air itu mendidih dan menciptakan uap air. Uap air ini bersifat kompresibel (bisa ditekan), tidak seperti cairan. Hasilnya adalah tuas rem yang terasa “blong” atau ambles (vapor lock). Periksa juga apakah ada kebocoran pada selang atau master rem. Jika tuas rem terasa lebih dalam dari biasanya, itu bisa jadi tanda minyak rem perlu segera Anda ganti.

4. Oli Mesin: Waspada Kontaminasi Air

Komponen motor musim hujan terakhir yang patut Anda cek adalah oli. Pengecekan oli saat musim hujan bukan hanya soal kebocoran. Kebocoran oli memang berbahaya karena bisa membuat jalanan yang basah semakin licin bagi pengendara lain. Namun, bahaya utamanya adalah kontaminasi air.

Saat Anda nekat menerobos genangan air yang tinggi (banjir), ada risiko air masuk ke dalam ruang mesin (crankcase). Air bisa menyusup melalui celah-celah kecil, seperti selang pernapasan mesin atau tutup oli yang tidak rapat. Jika air berhasil masuk, ia akan bercampur dengan oli. Tanda-tandanya sangat mudah. Oli akan berubah warna menjadi cokelat keruh seperti kopi susu (milky). Jika ini terjadi, oli akan kehilangan 100% kemampuan pelumasannya. Gesekan antar komponen logam akan terjadi dan mesin Anda bisa hancur total. Segera kuras dan ganti oli jika Anda menemukan gejala ini.

5. Sistem Kelistrikan dan Lampu

Visibilitas adalah kunci saat hujan deras. Banyak pengendara lupa bahwa hujan membuat jarak pandang menurun drastis. Oleh karena itu, pastikan semua sistem kelistrikan Anda berfungsi. Periksa lampu depan (lampu jauh dan dekat), lampu rem belakang, dan lampu senja. Lampu rem sangat vital agar pengendara di belakang Anda tahu saat Anda mengurangi kecepatan.

Pastikan juga mika lampu tidak berembun atau kemasukan air. Air di dalam rumah lampu dapat menyebabkan korsleting. Periksa juga kondisi kabel-kabel bodi. Kabel yang terkelupas atau getas bisa mengalami hubungan pendek saat terkena air hujan, yang dapat membuat motor mogok di tengah jalan.

6. Rantai dan Filter Udara

Dua komponen motor musim hujan ini juga sering terlupakan. Rantai adalah bagian yang paling terekspos. Air hujan adalah musuh utama pelumas rantai. Saat Anda berkendara di bawah hujan, pelumas pada rantai akan cepat tercuci bersih. Akibatnya, setelah kering, rantai akan menjadi kaku dan cepat berkarat. Pastikan Anda selalu melumasi kembali rantai Anda setelah motor digunakan menembus hujan.

Terakhir, waspadai filter udara. Hindari menerobos genangan air yang tinggi. Jika air sampai terhisap masuk ke boks filter udara dan membasahi filter, aliran udara ke ruang bakar akan terhenti. Akibatnya, motor Anda akan langsung mogok.

Kesimpulan: Perilaku Berkendara Adalah Kunci

Tentu saja, mengecek semua komponen tadi adalah hal penting. Namun, semua itu harus Anda dukung dengan perilaku berkendara yang aman. Saat hujan, jangan pernah memacu kendaraan Anda terlalu kencang. Ahli keselamatan berkendara menyarankan kecepatan maksimal 50 km/jam di kondisi jalan basah.

Selain itu, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan (lebih jauh dari biasanya). Hindari pengereman mendadak. Selalu waspada terhadap permukaan licin seperti marka jalan (cat putih), tutup got besi, dan ceceran oli yang tidak terlihat karena tertutup air hujan.