Menguasai Cara Menyetir Irit Bensin, Lebih dari Sekadar Kondisi Mobil
Gousbuz.com – (7 November 2025) — Di tengah fluktuasi harga bahan bakar, efisiensi konsumsi BBM menjadi prioritas utama bagi banyak pemilik kendaraan. Banyak yang berfokus pada kondisi mobil atau jenis transmisi, namun seringkali melupakan faktor paling krusial: pengemudi. Faktanya, cara menyetir irit bensin adalah sebuah keahlian yang dapat dipelajari. Kebiasaan mengemudi Anda memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap seberapa sering Anda harus mampir ke pom bensin.
Nyetir mobil memang ada tekniknya, apalagi jika Anda ingin menghemat pengeluaran. Kebiasaan mengemudi yang asal-asalan, seperti mengemudi secara agresif, adalah pemborosan bahan bakar yang nyata. Mengutip laman buku panduan manual Mitsubishi Xpander, ada beberapa hal fundamental yang bisa Anda praktikkan. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai teknik eco-driving tersebut, mulai dari cara Anda menginjak pedal gas hingga manajemen muatan kendaraan.
Fondasi Utama: Akselerasi dan Pengereman yang Mulus
Tips pertama dan paling penting dalam cara menyetir irit bensin berkaitan dengan akselerasi dan deselerasi. Buku panduan tersebut secara tegas menyarankan untuk “menghindari akselerasi dan menjalankan secara tiba-tiba.” Dalam bahasa sehari-hari, jangan kebiasaan ngegas-ngerem secara sering dan mendadak.
Mengapa ini boros? Saat Anda menginjak pedal gas secara dalam dan tiba-tiba (akselerasi mendadak), komputer mesin (ECU) akan menyuntikkan volume bahan bakar dalam jumlah maksimal ke ruang bakar untuk mendapatkan tenaga instan. Di sisi lain, setiap kali Anda mengerem mendadak, Anda membuang semua energi kinetik (momentum) yang sudah Anda bangun. Energi tersebut adalah hasil dari bahan bakar yang telah Anda bakar sebelumnya. Siklus stop-and-go yang agresif adalah pembakar bahan bakar paling efisien.
Sebaliknya, biasakan untuk mengemudi secara antisipatif. Lihat jauh ke depan. Jika Anda melihat lampu lalu lintas di depan akan segera merah, angkat kaki Anda dari pedal gas dan biarkan mobil meluncur (deselerasi) secara alami, alih-alih tetap menginjak gas lalu mengerem keras di dekat garis berhenti.
Menjaga Momentum: Hindari Putaran Mesin Tinggi
Masih berkaitan dengan poin pertama, gaya mengemudi “jalan-berhenti, jalan-berhenti” seperti di dalam kota adalah musuh utama efisiensi. Kondisi ini memaksa konsumsi BBM menjadi boros. Jika memungkinkan, carilah rute alternatif yang lebih sepi dan lancar, meskipun mungkin jaraknya sedikit lebih jauh.
Saat berkendara di jalan yang ramai, hindari penggunaan gigi rendah dengan putaran mesin (RPM) yang tinggi secara konstan. Bagi pengguna mobil manual, segera lakukan perpindahan gigi ke yang lebih tinggi pada kecepatan dan RPM yang sesuai. “Sebisa mungkin gunakan gigi yang paling tinggi,” demikian penjelasan pada buku panduan tersebut. Tujuannya adalah menjaga RPM mesin serendah mungkin tanpa membuat mesin “ngelitik” (lugging).
Bagi pengguna mobil matik, terutama CVT, tekniknya adalah dengan menginjak pedal gas secara “mengambang”. Biarkan transmisi otomatis mengatur rasio gigi ke level paling efisien (RPM rendah) untuk menjaga kecepatan konstan.
Kecepatan Konstan adalah Kunci
Selanjutnya, hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah kecepatan. Banyak yang salah kaprah mengira bahwa semakin cepat sampai, semakin irit. Padahal, faktanya justru sebaliknya. “Semakin tinggi kecepatan kendaraan, semakin banyak bahan bakar terkonsumsi. Hindari mengemudi pada kecepatan penuh.”
Hambatan udara (aerodinamika) meningkat secara eksponensial seiring bertambahnya kecepatan. Artinya, mesin membutuhkan tenaga (dan bahan bakar) yang jauh lebih besar untuk melaju dari 80 km/jam ke 100 km/jam, dibandingkan dari 60 km/jam ke 80 km/jam. Buku panduan tersebut bahkan menyebutkan, “Bahkan sedikit saja melepas pedal gas akan menghemat bahan bakar secara signifikan.” Menjaga kecepatan jelajah yang stabil (misalnya di 80 km/jam di jalan tol) adalah cara menyetir irit bensin yang paling efektif untuk perjalanan jauh.
Mengurangi Beban Kerja Mesin yang Tidak Perlu
Banyak kebiasaan sepele yang tanpa sadar menambah beban kerja mesin dan menyedot bahan bakar.
1. Hindari Mesin Diam (Idling) Terlalu Lama Pertama, jangan biarkan mobil dalam keadaan diam (mesin menyala) terlalu lama. Ya, meskipun posisinya diam, mobil tetap mengonsumsi bahan bakar untuk menjaga mesin tetap hidup dan menyalakan AC. Jika Anda harus berhenti lebih dari satu atau dua menit (misialnya saat menunggu seseorang), lebih bijak untuk mematikan mesin.
2. Manajemen Muatan dan Aerodinamika Kedua, perhatikan muatan mobil Anda. Bawa barang di mobil seperlunya. Jangan mengendarai kendaraan dengan membawa barang yang tidak perlu di bagasi, seperti peralatan golf, stroller bayi, atau galon air yang tidak terpakai. “Penambahan berat kendaraan akan sangat mempengaruhi konsumsi bahan bakar,” tulis buku panduan tersebut.
Selain berat, perhatikan juga hambatan udara. Hindari mengemudi dengan roof box atau roof rack yang tidak terpakai di atap. “Hambatan udara akan bertambah dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.” Benda-benda di atap ini merusak profil aerodinamika mobil dan membuatnya lebih boros.
Faktor Eksternal: Peran Vital Tekanan Ban
Terakhir, cara menyetir irit bensin yang efektif akan sia-sia jika kondisi teknis kendaraan tidak mendukung. Salah satu faktor eksternal yang paling sering dilupakan adalah tekanan angin ban. Pastikan Anda selalu mengecek kondisi tekanan angin ban secara rutin, setidaknya sebulan sekali saat ban dalam kondisi dingin.
Tekanan angin yang kurang akan meningkatkan hambatan gelinding (rolling resistance). Permukaan ban yang menapak ke aspal menjadi lebih lebar, sehingga mesin membutuhkan tenaga ekstra hanya untuk membuat mobil bergerak. Ini mirip seperti Anda mengayuh sepeda dengan ban kempes. Tak cuma itu, tekanan angin ban yang kurang juga berdampak buruk pada keausan ban yang tidak merata dan dapat memengaruhi stabilitas mengemudi.
