Musim Hujan Tiba, Kenali Faktor Utama Penyebab Mobil Selip
Gousbuz.com – 14 November 2025 – Memasuki akhir tahun 2025, curah hujan mulai meningkat di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi ini menuntut kewaspadaan ekstra di jalan raya. Genangan air dan permukaan aspal yang licin meningkatkan risiko kecelakaan secara drastis. Salah satu Penyebab Mobil Selip yang paling umum adalah kombinasi antara kondisi teknis kendaraan yang buruk dan perilaku mengemudi yang tidak sesuai.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menegaskan bahwa insiden mobil melintir atau terguling di jalan tol saat hujan bukanlah sekadar musibah. Fenomena ini seringkali merupakan akumulasi dari kelalaian yang bisa pengemudi cegah. “Salah satu penyebab utama adalah posisi duduk yang salah dan keterampilan tangan yang kurang saat mengendalikan setir,” ujar Sony, kepada Kompas.com (13/11/2025).
Faktor Manusia: Keterampilan Setir dan Gaya Agresif
Sony menekankan bahwa faktor pengemudi seringkali menjadi pemicu awal. Posisi duduk yang salah, misalnya terlalu rebah atau terlalu dekat dengan setir, membuat pengemudi tidak memiliki kontrol penuh atas kendaraan. Saat mobil mulai kehilangan traksi, pengemudi dengan posisi duduk yang buruk cenderung panik dan melakukan manuver yang salah.
Keterampilan tangan yang kaku saat mengendalikan setir memperburuk situasi. Di kondisi hujan, permukaan jalan kehilangan banyak traksi. Sedikit saja gerakan setir yang mendadak atau berlebihan (over-correction) bisa langsung membuat mobil melintir.
Gaya berkendara juga memegang peranan vital. Pengemudi yang terbiasa agresif di jalan kering sering lupa mengubah kebiasaannya. Melakukan stop-and-go secara kasar, mengerem mendadak, atau berpindah lajur secara agresif di jalan licin adalah resep utama bencana. Tindakan-tindakan ini membuat mobil cepat kehilangan stabilitas dan grip ban.
Kondisi Ban: Penyebab Mobil Selip Paling Fatal
Jika faktor manusia adalah pemicu, faktor teknis kendaraan adalah pondasinya. Sony menegaskan, kondisi ban menjadi penyebab teknis terbesar mobil kehilangan kendali saat hujan.
- Ban Botak (Aus): Ini adalah penyebab paling fatal. Alur (kembangan) pada ban berfungsi sebagai jalur evakuasi air. Saat ban melindas genangan, alur ini membelah dan membuang air ke samping sehingga telapak ban tetap menapak di aspal. Ban botak tidak memiliki alur. Akibatnya, air terperangkap di bawah ban, menciptakan lapisan tipis yang membuat ban “mengambang” di atas air. Fenomena inilah yang kita kenal sebagai aquaplaning.
- Rotasi Ban Salah: Banyak pengemudi tidak sadar bahwa beberapa ban memiliki arah rotasi (directional). Ban jenis ini biasanya memiliki alur berbentuk ‘V’ yang dirancang khusus untuk membuang air ke satu arah. Jika montir salah memasang (arah rotasi terbalik), alur ‘V’ tersebut justru akan “menciduk” air dan menariknya ke tengah ban. Hal ini membuat mobil 100% lebih mudah mengalami aquaplaning.
- Tekanan Angin: Tekanan angin yang tidak sesuai juga tidak kalah berbahaya. “Kalau tekanan kurang, bagian tengah ban bisa menciptakan ruang kosong yang mengurangi daya cengkeram,” ucap Sony. Sebaliknya, tekanan yang terlalu tinggi (kembung) mengurangi area telapak ban yang bersentuhan dengan aspal, sehingga cengkeraman juga berkurang drastis.
Kaki-kaki Tidak Seimbang: Penyebab Mobil Selip yang Terlupakan
Selain ban, komponen suspensi adalah faktor yang kerap pengemudi abaikan. Sony menyoroti kebiasaan buruk pemilik mobil saat melakukan perbaikan.
“Ketika suspensi rusak, banyak orang hanya mengganti satu sisi. Padahal, penggantian harus dilakukan berpasangan (kiri dan kanan),” tegas Sony.
Mengganti suspensi hanya di satu sisi akan menciptakan ketidakseimbangan fatal. Sisi dengan suspensi baru akan lebih kaku, sementara sisi dengan suspensi lama akan lebih empuk. Saat mobil mengerem atau bermanuver di jalan licin, distribusi bobot kendaraan menjadi tidak seimbang. Mobil akan cenderung “menarik” ke satu sisi, yang sangat mudah memicu selip.
Ketidakseimbangan: Bahaya Ganti Ban ‘Sebelah’
Kebiasaan “hemat” yang berbahaya lainnya adalah mengganti ban secara satuan. Sony menjelaskan, jika satu ban botak, minimal pengemudi harus mengganti dua ban sekaligus (satu pasang) pada poros yang sama (depan saja atau belakang saja).
Jika kondisi ban kiri dan kanan memiliki tingkat keausan yang berbeda, hal ini akan sangat memengaruhi spooring atau kelurusan arah ban. Pada musim hujan, perbedaan cengkeraman ini membuat salah satu ban lebih cepat kehilangan grip. Akibatnya, peluang selip dan spin meningkat drastis.
Sony juga memberikan tips krusial. Jika Anda hanya mengganti dua ban baru, ban baru tersebut wajib Anda pasang di RODA BELAKANG. “Ini berlaku untuk mobil FWD (penggerak depan) maupun RWD (penggerak belakang),” ujarnya.
Alasannya adalah stabilitas. Roda depan memiliki beban mesin dan kendali setir. Roda belakang cenderung lebih ringan dan berfungsi menjaga stabilitas mobil. Jika ban belakang botak (grip tipis) sementara ban depan baru (grip tebal), mobil akan sangat rentan mengalami oversteer (bodi belakang “membuang”). Kondisi ini jauh lebih sulit dikendalikan daripada understeer (mobil “meluncur” lurus saat berbelok).
Memahami Musuh Utama: Penyebab Mobil Selip Bernama Aquaplaning
Semua faktor di atas—ban botak, rotasi salah, tekanan tidak pas, dan kecepatan tinggi—bermuara pada satu musuh utama di musim hujan: Aquaplaning atau Hydroplaning.
Aquaplaning adalah kondisi ketika lapisan air tipis terbentuk di antara permukaan jalan dan telapak ban. Saat ini terjadi, ban mobil Anda secara harfiah tidak lagi menyentuh aspal. Mobil Anda mengambang di atas air.
Inilah Penyebab Mobil Selip (satu-satunya frasa bold di isi artikel) yang paling berbahaya. Mengapa? Karena saat aquaplaning terjadi, Anda kehilangan tiga kendali utama:
- Anda tidak bisa mengerem. Rem tidak berfungsi karena ban tidak menapak.
- Anda tidak bisa berbelok. Setir tidak berfungsi karena ban tidak menapak.
- Anda tidak bisa berakselerasi.
Jika Anda mengalami aquaplaning, jangan panik. Hal terpenting adalah: JANGAN MENGINJAK REM MENDADAK atau MEMBANTING SETIR. Lepaskan kaki Anda dari pedal gas secara perlahan, biarkan kecepatan mobil berkurang alami, dan pegang setir lurus ke depan sampai Anda merasakan ban kembali “menggigit” aspal.
Kesimpulannya, musim hujan menuntut kewaspadaan ganda. Pastikan “kaki-kaki” mobil (ban dan suspensi) dalam kondisi prima dan seimbang. Lebih penting lagi, sesuaikan perilaku mengemudi Anda. Perlambat kecepatan dan hindari manuver agresif.
