Bukan Listrik, SUV Baru Maruti Suzuki Gunakan Biogas Kotoran Sapi

Maruti Suzuki Victoris CBG

Categories :

Gousbuz.com – (1 November 2025) — Di tengah perlombaan global menuju elektrifikasi penuh, pabrikan otomotif India-Jepang Maruti Suzuki justru mengambil langkah berbeda yang mencuri perhatian. Dalam panggung Japan Mobility Show 2025, perusahaan ini secara resmi memperkenalkan sebuah prototipe SUV inovatif yang mengusung teknologi bahan bakar alternatif, yaitu Maruti Suzuki Victoris CBG. Alih-alih menggunakan baterai dan listrik, SUV ini memanfaatkan Compressed Biogas (CBG), sebuah sumber energi terbarukan yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan, termasuk kotoran sapi, sebagai sumber tenaganya.

Langkah berani ini bukan sekadar pameran teknologi, melainkan sebuah pernyataan strategis yang kuat. Maruti Suzuki secara sadar memilih jalur yang berbeda dari tren elektrifikasi yang dominan. Mereka menunjukkan komitmen serius untuk menghadirkan solusi mobilitas bersih yang lebih pragmatis dan mudah pasar negara berkembang implementasikan. Inisiatif ini berpotensi besar mengubah peta persaingan kendaraan ramah lingkungan di masa depan, menawarkan alternatif yang lebih terjangkau dan sirkular.

Strategi “Multi Pathway”: Jawaban Pragmatis untuk Pasar Berkembang

Kehadiran Victoris CBG menjadi pilar utama dari strategi “multi pathway” yang Maruti Suzuki usung. Perusahaan ini memahami bahwa transisi energi global tidak memiliki satu solusi tunggal yang cocok untuk semua negara. Di saat banyak produsen otomotif global memfokuskan seluruh sumber dayanya pada pengembangan mobil listrik (BEV), Maruti Suzuki memilih pendekatan yang lebih beragam. Oleh karena itu, mereka juga aktif mengeksplorasi bahan bakar alternatif seperti CBG, CNG, etanol, dan teknologi hybrid.

Pendekatan ini sangat relevan untuk pasar seperti India. Di sana, tantangan adopsi mobil listrik secara massal masih sangat besar. Keterbatasan infrastruktur pengisian daya di luar kota-kota besar, harga mobil listrik yang relatif mahal dibandingkan pendapatan per kapita, dan stabilitas jaringan listrik menjadi beberapa kendala utama. Dengan demikian, CBG menawarkan solusi jembatan yang cerdas. Teknologi ini memanfaatkan sumber daya yang sudah ada dan melimpah. Pada saat yang sama, ia memberikan dampak positif langsung terhadap pengurangan emisi karbon dan kemandirian energi.

**Dari Kotoran Sapi ke Roda: Inovasi di Balik Maruti Suzuki Victoris CBG

Meskipun terdengar mirip, CBG memiliki perbedaan fundamental dengan CNG (Compressed Natural Gas) yang sudah lebih dulu populer. Jika CNG adalah gas alam fosil yang para penambang ekstrak dari dalam bumi, maka CBG adalah gas metana murni yang berasal dari proses dekomposisi anaerobik (tanpa oksigen) bahan-bahan organik. Sumbernya bisa sangat beragam, mulai dari limbah pertanian seperti jerami, sisa makanan dari industri, hingga kotoran ternak. Artinya, CBG adalah bahan bakar terbarukan yang sepenuhnya masuk dalam kerangka ekonomi sirkular.

Maruti Suzuki sendiri telah mengembangkan teknologi untuk Maruti Suzuki Victoris CBG ini sejak tahun 2022. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan limbah organik dari berbagai sumber. Kemudian, para teknisi memasukkan limbah tersebut ke dalam sebuah digester biogas. Di dalam digester, mikroorganisme mengurai bahan organik dan menghasilkan gas metana. Gas ini selanjutnya melewati proses pemurnian dan pemampatan ke dalam silinder bertekanan tinggi di kendaraan. Tim riset juga melakukan penyesuaian khusus pada sistem kontrol pembakaran mesin untuk menjaga performa dan efisiensi optimal.

Revolusi Desain Praktis: Tangki di Bawah Lantai

Salah satu kritik terbesar terhadap mobil berbahan bakar gas adalah penempatan tangki yang seringkali mengorbankan ruang bagasi. Maruti Suzuki tampaknya telah mendengarkan keluhan ini dengan saksama. Salah satu inovasi paling menarik pada Victoris CBG adalah cara para insinyur menempatkan tangki ganda untuk penyimpanan biogas. Alih-alih meletakkannya di dalam bagasi, mereka merancang sasis khusus untuk menempatkan tangki tersebut di bawah lantai kendaraan.

Desain cerdas ini memberikan dua keuntungan besar. Pertama, pusat gravitasi kendaraan menjadi lebih rendah, yang berpotensi meningkatkan stabilitas dan pengendalian saat bermanuver. Kedua, dan yang paling penting bagi konsumen, ruang bagasi tetap lega dan fungsional sepenuhnya. Hal ini menjadikan Maruti Suzuki Victoris CBG jauh lebih praktis untuk kebutuhan keluarga, perjalanan jauh, atau aktivitas harian yang membutuhkan kapasitas kargo maksimal. Ini adalah sebuah keunggulan kompetitif yang jelas jika dibandingkan dengan kebanyakan mobil CNG konvensional.

Membangun Ekosistem Energi Bersih Berbasis Pertanian

Lebih dari sekadar meluncurkan produk, Maruti Suzuki juga memiliki visi untuk menciptakan sebuah ekosistem energi bersih yang terintegrasi. Perusahaan berencana untuk memperluas kerja sama dengan berbagai koperasi peternakan, komunitas petani, dan fasilitas biogas lokal di seluruh India. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan siklus ekonomi yang saling menguntungkan. Para petani dan peternak bisa mendapatkan sumber pendapatan tambahan dengan menjual limbah organik mereka. Di sisi lain, pemilik kendaraan mendapatkan akses ke bahan bakar yang murah, ramah lingkungan, dan bersumber dari dalam negeri.

Langkah ini juga sangat sejalan dengan program pemerintah India untuk mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil dan mempromosikan kemandirian energi. Dengan menciptakan ekosistem “made in India” ini, Maruti Suzuki tidak hanya menjual mobil, tetapi juga turut serta dalam pemberdayaan ekonomi pedesaan, manajemen limbah yang lebih baik, dan penciptaan lapangan kerja di sektor energi terbarukan.

Potensi Pasar dan Prospek Masa Depan

Meskipun statusnya masih prototipe, banyak pihak menganggap langkah Maruti Suzuki ini sangat strategis. India memiliki salah satu jaringan stasiun pengisian CNG terluas di dunia. Infrastruktur ini dapat dengan mudah diadaptasi untuk melayani kendaraan CBG. Terlebih lagi, sebagai negara agraris, pasokan limbah organik di India sangat melimpah, menjadikannya sumber daya yang berkelanjutan.

Jika nantinya Maruti Suzuki benar-benar memasarkan Maruti Suzuki Victoris CBG dengan harga yang kompetitif, model ini berpotensi menjadi salah satu SUV berbahan bakar bersih paling terjangkau di kelasnya. Dengan biaya operasional yang sangat rendah dan jejak karbon yang kecil, ia bisa menjadi opsi yang sangat menarik bagi konsumen sadar lingkungan yang belum siap atau belum mampu beralih ke mobil listrik. Ini adalah bukti nyata bahwa masa depan mobilitas hijau tidak harus selalu bergantung pada satu teknologi saja, melainkan pada solusi inovatif yang sesuai dengan konteks lokal.