Rahasia Awet Baterai Mobil Listrik: 4 Kebiasaan yang Wajib Anda Tahu
Gousbuz.com – 25 Oktober 2025 – Baterai adalah jantung, jiwa, sekaligus komponen paling mahal dari sebuah mobil listrik. Faktanya, ia ibarat tangki bahan bakar yang menyimpan sumber energi. Namun, berbeda dari tangki BBM konvensional, baterai mobil listrik memerlukan kiat perawatan khusus. Oleh karena itu, memahami cara menjaga agar awet baterai mobil listrik Anda adalah sebuah pengetahuan krusial. Kebiasaan-kebiasaan sederhana dalam penggunaan sehari-hari ternyata memiliki dampak yang sangat besar terhadap umur pakai dan performa baterai dalam jangka panjang.
1. Musuh Utama Baterai: Perangi Panas Ekstrem
Tips pertama dan paling fundamental untuk menjaga awet baterai mobil listrik adalah dengan meminimalkan paparannya terhadap suhu tinggi. Baterai lithium-ion, yang digunakan oleh hampir semua mobil listrik, secara kimiawi sangat tidak menyukai panas. Suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat degradasi sel-sel di dalam baterai secara permanen.
Kiat Praktis Menghindari Panas:
- Pilih Lokasi Parkir yang Teduh: Ini adalah kebiasaan paling sederhana namun paling berdampak. Jika memungkinkan, selalu upayakan untuk memarkir mobil Anda di tempat yang teduh, seperti di garasi, basement, atau di bawah pohon. Hindari memarkir mobil di bawah terik matahari langsung untuk waktu yang lama, terutama di iklim tropis seperti Indonesia.
- Isi Daya di Tempat Sejuk: Proses pengisian daya, terutama fast charging, secara alami menghasilkan panas. Oleh karena itu, jika Anda mengisi daya di bawah terik matahari, Anda memberikan beban panas ganda pada baterai. Carilah stasiun pengisian daya yang memiliki atap atau berada di area yang sejuk.
- Matikan Sistem Saat Parkir Lama: Jangan meninggalkan mobil dalam kondisi “menyala” (sistem aktif) untuk waktu yang lama saat parkir. Meskipun Anda tidak mengemudi, sistem manajemen termal baterai akan terus bekerja untuk mendinginkan baterai. Akibatnya, hal ini akan menguras daya secara tidak perlu dan memberikan tekanan pada komponen pendingin.
2. Aturan Emas Pengisian Daya: Paradoks Ajaib 80/20
Cara Anda mengisi daya adalah faktor penentu kedua. Baterai lithium-ion paling “bahagia” dan paling sehat ketika tingkat dayanya berada di antara 20% dan 80%. Mengisinya hingga 100% atau membiarkannya hingga 0% secara terus-menerus akan memberikan tekanan kimiawi pada sel baterai dan memperpendek umurnya.
Aturan 80%: Tak Perlu Selalu Penuh 100%
Anda sebaiknya jangan terlalu sering mengisi baterai hingga penuh 100% untuk penggunaan harian. Alasannya, mengisi daya dari 80% ke 100% menempatkan voltase yang sangat tinggi pada sel-sel baterai. Hal ini mempercepat proses degradasi. Faktanya, sebagian besar mobil listrik modern sudah memiliki fitur di mana Anda bisa mengatur batas maksimal pengisian daya, misalnya di angka 80% atau 90%. Gunakan fitur ini.
Selain itu, ada keuntungan lain. Dengan tidak mengisi hingga penuh, Anda memberikan ruang bagi sistem pengereman regeneratif untuk bekerja. Pengereman regeneratif adalah proses di mana motor listrik “memanen” kembali energi saat Anda melambat atau mengerem, lalu menyimpannya kembali ke baterai. Namun, sistem ini seringkali nonaktif jika baterai sudah terisi 100% penuh karena tidak ada lagi ruang untuk menyimpan energi baru.
Aturan 20%: Jangan Tunggu Sampai Habis!
Di sisi lain, Anda juga harus menghindari kebiasaan membiarkan daya baterai hingga benar-benar habis (0%) sebelum mengisinya kembali. Kondisi ini, yang dikenal sebagai deep discharge, sangat tidak baik untuk kesehatan kimiawi baterai. Untuk amannya, segera lakukan pengisian daya kala persentase baterai telah turun ke level 20-an persen.
3. Dilema Pengisian Cepat (Fast Charging)
Pengisian daya cepat atau fast charging (DC) memang sangat praktis, terutama saat dalam perjalanan jauh. Akan tetapi, menjadikannya sebagai metode pengisian daya utama setiap hari adalah sebuah kesalahan. Proses ini “memompa” arus listrik yang sangat besar ke dalam baterai dalam waktu singkat. Akibatnya, ia menghasilkan panas yang signifikan dan memberikan tekanan besar pada sel baterai.
Meskipun penurunannya mungkin sulit Anda sadari dalam jangka pendek, dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Sebuah studi menunjukkan bahwa pengisian daya standar (AC) selama delapan tahun akan memberikan daya tahan baterai 10 persen lebih lama dibandingkan jika Anda terus-menerus menggunakan pengisian daya cepat. Ini adalah perbedaan yang sangat signifikan. Oleh karena itu, prioritaskan pengisian daya standar di rumah atau kantor untuk penggunaan harian. Gunakan fast charging hanya saat benar-benar Anda perlukan.
4. Gaya Berkendara Cerdas untuk Jaga Awet Baterai Mobil Listrik
Pada akhirnya, cara Anda mengemudi juga berpengaruh. Gaya berkendara yang agresif tidak hanya boros energi, tetapi juga memberikan tekanan pada baterai.
- Akselerasi Halus: Hindari menginjak “pedal gas” secara mendadak. Akselerasi yang agresif akan menarik daya yang sangat besar dari baterai dalam waktu singkat, menghasilkan panas, dan memberikan tekanan.
- Maksimalkan Pengereman Regeneratif: Belajarlah untuk mengantisipasi lalu lintas dari jauh. Alih-alih mengerem mendadak, lepaskan pedal gas secara perlahan. Biarkan sistem regeneratif bekerja untuk melambatkan mobil sambil mengisi ulang baterai.
- Jaga Kecepatan Konstan: Berkendara dengan kecepatan sangat tinggi secara konstan di jalan tol akan menguras baterai dengan sangat cepat. Menjaga kecepatan yang lebih moderat dan konstan jauh lebih efisien.
Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan sederhana ini, Anda tidak hanya akan membuat awet baterai mobil listrik Anda. Lebih dari itu, Anda juga sedang melindungi nilai investasi terbesar dari kendaraan Anda.
